Sandal… siapa sih yang tidak tahu soal alas kaki yang satu ini? Tidak hanya simple & nyaman untuk digunakan, jaman sekarang sandal pun juga menjadi bagian dari gaya berbusana dengan berbagai variasi bentuk dan warna. Namun sedikit berbeda dengan budaya di Jepang, pemakaian sandal sendiri tidak hanya dilihat sebagai alas kaki semata, namun juga terdapat sejarah & filosofi tersendiri dari pemakaian sandal di Jepang. Bagi yang sudah pernah ke Jepang atau tertarik dengan budaya Jepang mungkin sudah pernah melihat nih beberapa bentuk sandal di Jepang, yuk sama-sama berkenalan lebih dekat keunikan masing-masing sandal ini!
Jenis sandal Jepang pertama yang akan kita bahas adalah Geta. Geta merupakan alas kaki yang terbuat dari bahan kayu, biasanya geta ini dipakai sebagai pendamping kimono atau yukata di acara-acara non-formal. Bentuk geta sendiri sangatlah unik, dengan bagian alas hak kayu nya yang menonjol dan dibentuk terpisah, tujuannya adalah untuk memudahkan pemakainya berjalan melewati jalan becek ketika hujan. Berdasarkan hasil penelitian situs arkeologi di Jepang, geta dipercaya telah ada sejak abad ke-8 sebelum Masehi (disebut juga zaman Yayoi). Pada masa itu geta dikenal dengan nama Tageda, bentuk nya pun cukup berbeda dengan geta yang kita kenal sekarang karena fungsi utamanya yang lebih diperuntukkan sebagai alas kaki para petani saat bekerja di sawah.
Salah satu bentuk geta yang terkenal adalah yang biasa dipakai para maiko yang disebut okobo atau pokkuri geta. Geta jenis ini memang khusus diperuntukkan untuk dipakai wanita maiko. Geta bisa dipakai dengan kaki telanjang atau dengan mengenakan kaus kaki khusus yang disebut tabi, namun opsi kedua ini lebih sering ditemukan untuk pemakaian zori.
Zori, sama halnya dengan geta, juga merupakan sandal tradisional Jepang yang terbuat dari bahan kayu, yang membedakan keduanya adalah kepentingan acara yang didatangi dan desain. Kalau geta biasa dipakai untuk acara non-formal seperti saat menonton festival, zori lebih diperuntukkan buat acara resmi, khususnya untuk wanita yang memakai kimono ke acara khusus hingga saat pernikahan. Permukaan zori biasanya ditambah lapisan kulit, kain atau vinyl, sehingga cara terbaik untuk memakai zori adalah dengan mengenakan tabi.
Zori mempunyai desain yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Zori wanita pada bagian tumit dibuat lebih besar dengan telapaknya yang berbentuk bulat menyerupai bentuk sandal wedges pada umumnya, sementara untuk pria, zori dibuat sedikit lebih bulat dan datar, biasa disebut juga setta.
Zori berasal dari pemakaian waraji, yaitu sandal yang terbuat dari jerami dan biasa dipakai masyarakat Jepang jaman dulu. Seiring perkembangan jaman waraji ini berkembang menjadi zori dengan perbedaan utama tidak adanya pemakaian tali untuk diikat ke pergelangan kaki. Saat ini waraji hanya dipakai untuk cosplay atau oleh para biksu Buddha.
Selain geta dan zori, ada lagi nih jenis sandal lain yang digunakan di Jepang, tapi ini lebih untuk di dalam ruangan, yaitu Heyabaki. Heyabaki, sesuai namanya yang berarti rumah (heya) dan sandal (baki), adalah sandal yang dipakai di dalam rumah. Sandal ini biasa terbuat dari bahan kain atau bahan berbulu yang biasa dipakai untuk handuk. Heyabaki ada yang khusus disediakan bagi tamu yang berkunjung ataupun yang khusus ditaruh di kamar mandi. Heyabaki akan digunakan oleh tamu karena di adat Jepang tidaklah sopan kalau masuk rumah orang dengan telanjang kaki ataupun menggunakan alas kaki yang bersentuhan dengan tanah atau jalanan luar. Tidak hanya di rumah, heyabaki pun tersedia di hotel-hotel Jepang terutama hotel berjenis ryokan.
=
Source: