Yamanashi memiliki banyak tempat wisata yang berkaitan dengan alam. Tempat utamanya adalah Gunung Fuji, termasuk “Danau Lima Fuji” yang terletak di kaki Gunung Fuji, “Shosenkyo” yang terkenal sebagai lembah paling indah di Jepang, ada “Katsunuma” anggur dibudidayakan, “Kiyosato” dari Kougen Resort, dan sebagainya. Tapi kali ini yang akan kita bahas bukanlah wisata alam nya, kita akan membahas mengenai makanan khas dari Yamanashi yang cukup populer di kalangan wisatawan.
Yamanashi terkenal karena tidak dapat menanami padi dengan baik dikarenakan daerah ini memiliki suhu yang cukup dingin dan terdapat puing-puing gunung berapi yang terkubur dalam tanah yang membuatnya sangat sulit untuk tumbuh. Karena itu agar tidak kekurangan
makanan, orang-orang Yamanashi mulai memproduksi tepung sebagai gantinya. Mie menjadi makanan pokok di wilayah Yamanashi.

Credit by : Flickr
Makanan khas dari Yamanashi adalah Mie Hoto dan Hoto Nabe (atau Hot pot). Seiring dengan pertanian gandum, Popularitas hoto menyebar ke prefektur di sekitarnya, terutama Nagano, Shizuoka, Saitama, dan gunma yang mejadi daerah daratan. Takheran jika Kamu berkunjung di sini, kamu pasti akan menemukan banyak Soba Udon, Hidangan Sayur dan tentu saja Hoto. Nah dari tadi Wendy Tour membahas Hoto, namun apakah Kamu tau apa itu Hoto?
Hoto adalah hidangan Hot Pot tradisional lokal di Prefektur Yamanashi, dibuat dengan mie besar, tebal dan banyak sayuran. Makanan ini akan sering kamu temukan di sekitar danau-danau Kawaguchi, Danau Fuji 5 dan di berbagai hotel dan restoran. Mie ini sering di bandingin
dengan udon karena ukurannya yang sekilas terlihat sama, namun penduduk setempat akan memberitahu Kamu secara berbeda karena cara membuatnya lebih mirip dengan cara membuat Dumpling. Menurut cerita dari penduduk setempat, Diyakini bahwa hoto pada awalnya diciptakan oleh panglima perang regional Takeda Shingen selama era Feodal. Dia dan Samurainya biasa makan hidangan lezat ini sebelum pergi berperang. Beberapa orang percaya bahwa ia menggunakan pedangnya sendiri untuk memotong mie dan memberinya nama Houtou (宝刀 dengan kanji yang berarti pedang yang berharga. Sementara sebagian penduduk percaya itu hanya permainan kata-kata yang cerdas sehingga toko-toko dapat menjual lebih banyak mie.

Credit by : Flickr
Bagaimana cara membuat hoto ?
Cara membuat Hoto cukup sederhana, mudah dibuat, dan cepat. Dibuat dengan tepung yang diremas, dimasak dengan banyak sayuran dan di didihkan didalam sup miso. Untuk membuat adonan mie kamu cukup menambahkan sedikit air ke tepung kemudian di uleni dengan tangan dan di regangkan denga rolling pin. Kemudian lipat adonan menjadi berlapis-lapis dan potong menjadi strip lebar dengan pisau. Adonan biasanya diasinkan, didiamkan sebentar lalu di rebus untuk menghilangkan rasa asinnya. Kamu akan merasakan teksturnya menjadi agak kenyal setelah di rebus. Karena mie hoto tidak asin dan dikhususkan untuk mengeras seperti mie udon, Kamu dapat menambahkan mie hoto mentah langsung ke sup setelah di potong, hal inilah yang membuat mie hoto unik dan hemat waktu.
Untuk membuat kaldu, tambahkan miso ke sup dashi (sup yang dibuat dengan ikan sarden kering kecil) kedalam panci yang berukuran sedang dan didihkan. Jangan lupa tambahkan sayuran musiman favorit Kamu. Daging babi atau ayam dapat digunakan tergantung selera
kamu.

Credit by : Flickr
Ketika dibuat di rumah, hoto biasanya dimasak dalam panci besar, dengan porsi sisanya disajikan pada hari berikutnya. Karena sup hoto yang tersisa menjadi tepung dengan rasa yang lebih kuat, banyak orang lebih menyukai hoto sisa yang “dimasak dua kali” ini daripada yang
baru disiapkan. Di prefektur Yamanashi, hoto menggunakan nama lain, seperti nama “ozara” yang diberikan pada mie “hiyamugi” dingin yang dimakan di musim panas, dan “yumori” untuk mie udon panas di musim dingin. Setiap rumah tangga memiliki cara unik tersendiri untuk menyiapkan mie dan kombinasi bahan-bahan untuk membuat mie.

Credit by : Flickr
Meskipun hoto masih diakui sebagai makanan rumah sehari-hari di prefektur Yamanashi, kebiasaan memakan hoto di rumah menjadi semakin tidak populer sejak modernisasi Jepang. Saat ini, karena mie hoto pra-paket dijual dengan paket miso kecil di supermarket dan toko ritel lainnya, tidak banyak orang yang membuatnya di rumah. Hoto nabe juga biasa ditemukan di restoran khusus, ryokan, dan restoran lokal. Di restoran, hoto sering disajikan dalam panci besi berukuran individu mirip dengan “Nabeyaki-udon” (mie panggang) dan oleh karena itu, orang-orang dari luar Yamanashi cenderung berpikir bahwa hoto adalah “sejenis mie udon atau panas. hidangan pot”.
Setelah membaca artikel ini apakamu kepikiran ingin coba membuat hoto di rumah ? atau mencoba langsung di Yamanashi ? Wendy tour juga bisa membantu kamu untuk mempersiapakan perjalanan kamu ke Yamanashi loh!
INFO PRODUK:
![]() |
MT. FUJI PASS |
![]() |
---|---|---|
|
||
WENDY TOUR BALI : 0361 758 027 | JAKARTA : 021 294 268 20 |
![]() |
1 DAY HAKONE ROPEWAY, PIRATE SHIP & GOTEMBA PREMIUM OUTLET TOUR | ![]() |
---|---|---|
|
||
WENDY TOUR BALI : 0361 758 027 | JAKARTA : 021 294 268 20 |
![]() |
1 DAY TOKYO MT. FUJI & KAWAGUCHIKO EXCURSION TOUR | ![]() |
---|---|---|
|
||
WENDY TOUR BALI : 0361 758 027 | JAKARTA : 021 294 268 20 |