Bagi yang sudah ataupun belum pernah ke Jepang, pasti tidak banyak yang tahu atau bahkan pernah mendengar wilayah Kepulauan Ogasawara. Kepulauan Ogasawara, atau yang dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan nama “Bonin Islands”, adalah kumpulan pulau vulkanik di Samudera Pasifik yang berjarak sekitar 1,000 km dari selatan Tokyo, meskipun begitu area kepulauan ini masih masuk wilayah administrasi Tokyo.
Pulau-pulau di wilayah ini terbentuk dari letusan gunung berapi bawah laut sekitar 62 juta tahun yang lalu. Untuk mencapai area hanya bisa dilakukan dari Tokyo dengan menggunakan kapal ferry yang tersedia setiap seminggu sekali. Perjalanannya pun tergolong lama dan memakan waktu kurang lebih 24 jam atau 1 harian penuh karena lokasinya yang tidak terhubung ke benua manapun. Dalam setahun kurang lebih hanya 300 pengunjung saja yang melakukan perjalanan kemari.

FERRY OGASAWARA-MARU (credit: Ogasawara Tourist Association)
Kepulauan ini bisa dibilang surga bagi para penggemar scuba diving, sea kayaking, fishing, surfing, bodyboarding atau windsurfing, selain itu anda dapat menemukan flora dan fauna yang unik yang hanya bisa ditemukan di area ini. Untuk menjaga lingkungannya yang unik, pengunjung tidak memperbolehkan untuk mengimpor benih atau spesies asing ke pulau-pulau dan harus menahan diri dari mengumpulkan atau merusak tanaman dan satwa liar setempat. Karena alasan ini juga kegiatan berkemah dan off-trail hiking dilarang keras di seluruh pulau.
Di antara sekian banyak pulau di area ini, hanya ada 2 pulau terbesar saja yang berpenghuni, yaitu Chichijima (Father Island) dan Hahajima (Mother Island). Pulau Chichijima merupakan pulau utama dan terbesar di wilayah ini. Pelabuhan Futami yang menjadi pelabuhan utama kapal feri Ogasawara-Maru dari Tokyo juga terletak di pulau ini.

PELABUHAN FUTAMI (credit: japan-guide.com)
Di pusat kota pulau Chichijima anda bisa menemukan barisan guest house dan juga beberapa tempat makan dengan nuansa yang beragam, mulai dari restoran yang bernuansa gaya California, ada juga yang bernuansa gaya Hawaii dengan dekorasi tumpukan papan luncur diluar nya, anda bisa menemukan juga rumah makan seafood Jepang yang berdekatan dengan sebuah rumah yang mengibarkan bendera Amerika Serikat. Budaya beragam yang terlihat di pulau ini mencerminkan sejarah kompleks dari Kepulauan Ogasawara. Ditemukan oleh Ogasawara Sayadori pada tahun 1593, pulau Chichijima pertama kali dihuni pada tahun 1830 oleh sekelompok orang Amerika, Hawaii, dan Eropa. Tahun 1875, kepulauan ini resmi menjadi wilayah Jepang untuk kemudian digunakan sebagai pangkalan militer dalam Perang Dunia II sebelum akhirnya jatuh di bawah kependudukan Amerika Serikat pada tahun 1946. Kepulauan ini baru dikembalikan lagi ke Jepang ada tahun 1968.
Untuk lokasi yang wajib dikunjungi di pulau ini bisa dimulai dengan kunjungan ke pantai pasir putih Sakaiura dan pantai Kominato, khusunya di pantai Sakaiura, anda bisa berenang sambal menjelajahi peninggalan kapal perang yang tenggelam dari tahun 1944 dengan ribuan jenis ikan yang berkumpul di sekitaran kapal. Pantai lainnya yang juga menarik dikunjungi antara lain, pantai Miyanohama, pantai Hatsuneura, pantai Kopepe dan pantai John & Jinny.

Peninggalan kapal perang di pantai Sakaiura (credit: https://jw-webmagazine.com/)
Pulau Chichijima memiliki lokasi untuk melihat keindahan pulau dari ketinggian, titik pengamatan terbaik adalah dari Weather Station Observatory di dekat Pelabuhan Futami. Observatori ini terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya, selain itu ada juga Mt. Chuo Observatorium yang menawarkan pemandangan 360 derajat.

Weather Station Observatory (credit: https://jw-webmagazine.com/)
Bagi yang menyukai eksplor ke wilayah yang lebih menantang, bisa mengunjungi pulau Minamijima yang berjarak 1 kilometer barat daya dari pulau Chihchijima. Berbeda dengan pulau Chichijima, pulau Minamijima ini merupakan pulau yang tidak berpenghuni dan dilindungi untuk kondisi alamnya yang masih natural. Untuk mengunjungi ini juga dibatasi hanya boleh 100 orang per hari dan harus ditemani guide local khusus. Pulau ini tutup dari bulan November – Februari. Selain menjelajahi pulau, kegiatan favorite lainnya ada snorkeling dan berenang denga lumba – lumba (biaya setengah hari sekitar JPY 7,000 dan biaya 1 hari sekitar JPY 10,000).

Kegiatan berenang dengan lumba-lumba (credit: Ogasawara Tourist Association)
Bisa dibilang mengunjungi pulau ini layaknya mengunjungi planet lain, terlebih dengan waktu perjalanan yang lama, saat terbangun dan sampai di pulau akan sangat terasa perbedaannya dengan suasana perkotaan Tokyo yang sibuk, namun ketenangan dan suasana alam nya yang masih terjaga dengan baik inilah yang menjadi daya tarik utama kepulauan ini.

Sunset di Kepulauan Ogasawara (credit: Ogasawara Tourist Association)
Next time ke Jepang, bisa nih dijadikan salah satu destinasi yang dkunjungi, dijamin anti-mainstream!
Nantikan informasi tempat wisata unik lainnya di Jepang dari kami ya~
Source:
https://www.independent.co.uk/travel/asia/japan-tokyo-ogasawara-islands-tourism-travel-a9161316.html